NELAYAN BERLAYAR TANPA HALUAN
Tanjungpinang,15 Maret
2012.Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan tradisional mengeluh masa tanpa
kerja lebih lama di bandingkan dengan masa kerja,di karenakan nelayan harus
pergi melaut di laut luas untuk mendapatkan hasil,dan jika musim utara sedang
kencang dan gelombang kuat masyarakat tidak bisa bekerja.
Bulan
maret inipun musim dan angin utara yang kencang masih belum berhenti berhembus
hingga membuat nelayan tradisional kebingungan untuk mengalih pekerjaan agar dapat
menyambung hidup,untuk bekerja di darat seperti berkebun dan sebagainya sudah
tidak bisa lagi karena lahan kosong sudah banyak di garap untuk bangunan dan
yang lebih nyata dan besar lagi lahan-lahan banyak di manfaatkan untuk
penggalian bijih bauksit.Tidak memiliki title dan latar pendidikan yang memadai
jika ingin mencari pekerjaan yang lebih baik.Buruh kerja pun sudah cukup banyak,jadi
untuk mengalih pekerjaan sementara waktu menunggu angin utara berhenti sudah
tidak ada lagi.
Dulu
jika musim utara seperti ini kami masih tetap bisa melaut karena kami masih
bisa bekerja di dekat-dekat sekitar Tanjungpinang ini saja,apapun yang kami
kerjakan,memasang bubu,mancing,menjaring,menjala,menyondong dan masih banyak
lainnya,namun kini sudah tidak bisa lagi ketam,udang,ikan dan sebagainya sudah
susah di cari di sekitar pesisir kota Tanjungpinang menurut rekan-rekan dan
saya sendiri semua ini merupakan pengaruh dari limbah bauksit yang berupa tanah
merah yang di aliri oleh air,apalagi hari hujan air laut di sekitar sini
menjadi coklat pekat seperti air milo,ujar “Ikhsan” nelayan Kampungbugis yang
merasa di rugikan akibat limbah bauksit.
Tampak di masing-masing pelantar/dermaga pompong masyarakat yang rata-rata berukuran 2 GT tertambat dan tidak bisa beroperasi,pekerjaan masyarakat hanyalah merawat seperti membuang air karena perawatan pompong nelayan ini cukup bisa di katakan rumit,sedangkan penghasilan untuk merawat pompong mereka tidak punya.”Kami hanya menunggu masa-masa di mana kami bisa melaut lagi,jadi untuk menjaga pompong kami agar bisa melaut lagi kami terpaksa meminjam uang untuk merawat pompong kami”ujar Pak Sukardi yang juga nelayan Kampungbugis.
Seperti yang kita ketahui dan fakta selama ini sistem kerja nelayan terbagi dari masa kerja dan masa tidak bisa bekerja karena tergantung musim dan cuaca.”Dua tahun lalu masa kerja kami sepuluh bulan untuk bekerja efektif sekaligus untuk menutupi kebutuhan untuk dua bulan berikutnya yang tidak bisa bekerja,tahun lalu masa kerja kami masih bisa delapan bulan untuk menutupi empat bulan masa tidak bisa bekerja,tapi sekarang yang sangat kami eluhkan masa kerja kami dari awal bulan kemaren baru satu bulan efektif dua bulan total tidak bisa bekerja,lagi-lagi di tambah dengan harus pergi jauh dan membutuhkan modal yang besar untuk mengisi minyak mesin pompong,apalagi harga minyak bulan april mendatang akan naik sementara harga hasil tangkap nelayan separti ikan,sotong,udang dan sebagainya tak kunjung naik.Sampai sekarang saja angin utara masih turun dan belum teduh,kami pun tidak tahu dengan nasib kami ke depannnya”Ucap Pak Hasan yang bercerita keluhannya sambil memaku papan pompong yang lagi naik dok di galangan,"Chan Suardi.B6
Tampak di masing-masing pelantar/dermaga pompong masyarakat yang rata-rata berukuran 2 GT tertambat dan tidak bisa beroperasi,pekerjaan masyarakat hanyalah merawat seperti membuang air karena perawatan pompong nelayan ini cukup bisa di katakan rumit,sedangkan penghasilan untuk merawat pompong mereka tidak punya.”Kami hanya menunggu masa-masa di mana kami bisa melaut lagi,jadi untuk menjaga pompong kami agar bisa melaut lagi kami terpaksa meminjam uang untuk merawat pompong kami”ujar Pak Sukardi yang juga nelayan Kampungbugis.
Seperti yang kita ketahui dan fakta selama ini sistem kerja nelayan terbagi dari masa kerja dan masa tidak bisa bekerja karena tergantung musim dan cuaca.”Dua tahun lalu masa kerja kami sepuluh bulan untuk bekerja efektif sekaligus untuk menutupi kebutuhan untuk dua bulan berikutnya yang tidak bisa bekerja,tahun lalu masa kerja kami masih bisa delapan bulan untuk menutupi empat bulan masa tidak bisa bekerja,tapi sekarang yang sangat kami eluhkan masa kerja kami dari awal bulan kemaren baru satu bulan efektif dua bulan total tidak bisa bekerja,lagi-lagi di tambah dengan harus pergi jauh dan membutuhkan modal yang besar untuk mengisi minyak mesin pompong,apalagi harga minyak bulan april mendatang akan naik sementara harga hasil tangkap nelayan separti ikan,sotong,udang dan sebagainya tak kunjung naik.Sampai sekarang saja angin utara masih turun dan belum teduh,kami pun tidak tahu dengan nasib kami ke depannnya”Ucap Pak Hasan yang bercerita keluhannya sambil memaku papan pompong yang lagi naik dok di galangan,"Chan Suardi.B6